PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin hari bumi tempat manusia berdiri akan semakin tua, karena itu diperlukan kesadaran dari diri kita untuk dapat menjaga bumi ini dengan baik dan benar. Jika kita tidak mempunyai kesadaran akan halini maka bisa dipastikan kalau bumi ini semakin lama akan semakin buruk. Hal-hal buruk itu akan menimpa diri kita dan membuat banyak kerugian. Hal terbaik yang bisa kita lakukan saat ini adalah mencegah hal-hal buruk itu terjadi. Karenanyadiperlukan kerjasama dari semua pihak. Salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk mengurangi dampak kehancuran bumi ini adalah dengan bagaimana kita harus mengetahui tentang dasar-dasar bumi,berhubungan dalam hal ini maka kita harus mempelajari tentang bumi kita, serta ilmu-ilmu yang terdapat didalamnya, yaitu ilmu geografi.
Antropologi adalah suatu cabang dari bentuk besar ilmu pengetahuan, antropologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan tata cara kehidupan serta proses perjalanan manusia itu sendiri. Antropologi sendiri tidak hanya berbicara tentang hal yang berkaitan dengan “budaya”, antropologi juga berbicara mengenai topik fisik manusia, sebagaimana dijelaskan dalam antropologi
PEMBAHASAN
2.1 PEMBAHASAN GEOGRAFI
A. PENGERTIAN UMUM GEOGRAFI
Geografi ada karena perbedaan keruangan antara suatu daerah dengan daerah lainnya. Geografi menjelaskan bagaimana bentuk dan lapisan muka bumi, bisa berbentuk sedemikian rupa secara sistematis. Juga berkaitan dengan kegiatan manusia dimuka bumi yang berbeda-beda tersebut.
Istilah geografi untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Erastothenes pad abad ke-1. Menurutnya, geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi. Berdasarkan pendapat tersebut, para ahli geografi sependapat menganggap Erastothenes sebagai peletak dasar pengetahuan geografi.
Awal abad ke-2, muncul tokoh terbaru yaitu Claudius ptolomaeus mengatakan bahwa geografi adalah suatu penyajian melalui peta dari sebagian dan seluruh permukaan bumi. Jadi Claudius Ptolomaeus mementingkan peta untuk memberikan informasi tentang permukaan bumi secara umum. Kumpulan peta Claudius Ptolomaues dibukukan, diberi nama “ Atlas Ptolomaeus”.
Menjelang akhir abad ke-18, perkembangan geografi semakin pesat. Pada masa ini berkembang aliran determinis dengan tokohnya yaitu seorang geografi terkenal dari USA yaitu Elisworth Hunthington. Di Perancis, ada faham posibilis dengan tokoh geografnya yaitu Paul Vidal de la Blache. Perbedaan kedua faham ini adalah, fisis determinis memandang manusia sebagai figur yang fasif sehingga hidupnya dipengaruhi alam sekitar. Sedangkan faham posibilisme memandang manusia sebagai makhluk yang aktif, yang dapat membudidayakan alam untuk menunjang kehidupan.
Setiap manusia memiliki pendapat masing-masing dalam berbagai hal dalam kehidupannya.Demikian pula dalam halnya pengertian geografi.
Berikut adalah definisi geografi dari beberapa tokoh. Definisi geografi menurut para pakar :
Geografi adalah ilmu kausal yang mempelajarigejala-gejala dimuka bumi beserta permasalahannya melalui pendekatan geogradis, okologi, dan pendekatan terhadap manusia untuk program pembangunan jangka panjang, proses pembangunan, dan dan menunjang pembangunan. ( Bintaro, 1981 )
Geografi adalah ilmu yang mempelajari geosfer dan komponen-komponennya secara terpadu, dalam konteks keruangan dan lingkungan, serta wilayah untuk kepentingan Negara, manusia dan ilmu pengetahuan atau pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan. ( Sugeng Martopo )
“Geografi bisa diungkapkan sebagai induk dari segala ilmu pengetahuan”. Alasannya, banyak bidang ilmu pengetahuan selalu dimulai dari keadaan muka bumi untuk beralih pada studinya masing-masing.(Preston E. James)
“Geografi adalah interaksi antar ruang”.(Ulman, 1954, dalam bukunya Geography a Spatial Interaction).
Objek study geografi adalah kelomppok manusia dan organisasinya di muka bumi. (Maurice Le Lannou, 1959, dalam bukunya La Geographie Humaine)
“Geografi selalu ingin menjelaskan gejala-gejala dari segi hubungan keruangan”. (Paul Claval, 1976)
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan. ( seminar dan lokakarya di Semarang, 1988)
Kalau kita perhatikan beberapa definisi / pengertian dan sejarah perkembangan dari geografi tersebut, ternyata pengertian geografi selalu mengalami perkembanagan. Namun kalau kita kaji lebih jauh, diantara pandangan para ahli tersebut tampak ada kesamaan titik pandang yang meliputi :
• Bumi sebagai tempat tinggal
• Hubungan manusia dengan linkungannya
• Dimensi ruang dan dimensi historis
• Pendekatannya, spasial (keruangan), ekologi (lingkungan), dan regional (kewilayahan)
B. PENGERTIAN DAN BATASAN GEOGRAFI
Perkataan geografi berasal dari bahasa Yunani : “geo” berarti bumi dan “ grafhein” berarti tulisan. Jadi secara harfiah, geografi berarti tulisan tentang bumi. Karena itu, geografi sering juga disebut ilmu bumi. Akan tetapi yang dipelajari dalam ilmu geografi bukan hanya mengenai permukaan bumi saja, melainkan juga berbagai hal yang ada di permukaan bumi, diluar bumi, bahkan benda-benda diruang angkasa. Geografi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari / mengkaji bumidan segala sesuatu yang ada di atasnya, seperti penduduk, fauna, flora, iklim, udara dan segala interaksinya.
C. RUANG LINGKUP GEOGRAFI
Secara garis besar, seluruh objek kajian geografi dapat dibedakan atas dua aspek utama, yaitu aspek fisik dan aspek sosial. Aspek fisik meliputi aspek kimiawi, biologis, astronomis, dan sebagainya, sedangkan aspek social meliputi aspek antropologis, politis, ekonomis dan sebagainya. Jika bumi dipandang dari segi teori lingkungan hidup, permukaan bumi dapat dikelompokkan menjadi tiga lingkungan sebagai berikut :
1. Lingkungan fisikal atau abiotik adalah segala sesuatu disekitar manusia yang berupa makhluk tak hidup, misalnya tanah, udara, air dan sinar matahari.
2. Lingkungan biologis atau biotic adalah segala sesuatu disekitar manusia yang berupa makhluk hidup, seperti binatang, tumbuhan, termasuk didalamnya adalah manusia.
3. Linkungkan sosial adalah segala sesuatu disekitar manusia yang berwujud tindakan atau aktivitas manusia baik dalam hubungannya dengan lingkungan alam maupun hubungan antar manusia.
D. ILMU PENUNJANG GEOGRAFI
Geologi : ialah ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan kejadian, struktur, komposisi, sejarah dan proses perkembangannya.
Geofisika : ialah ilmu yang megkaji sifat-sifat bumi bagian dalam dengan metode teknik fisika, seperti mengukur gempa bumi, garvitasi, medan magnet dan sebagainya.
Meteorologi : ialah ilmu yang mempelajari atmesfer, misalnya udara, cuaca, suhu, angin dan sebagainya.
Astronomi : ialah ilmu yang mempelajari benda-benda langit diluar atmosfer bumi, seperti matahari, bulan, bintang, dan ruang angkasa.
Biogeografi : ialah studi tentanng penyebaran makhluk hidup secara geografis di muka bumi ini.
Geomorfologi : Ialah studi tentang bentuk-bentuk muka bumi dan segala proses yang menghasilkan bentuk-bentuk tersebut.
Hidrografi : ialah ilmu yang berhubungan dengan pencatatan, survey serta pemetaan laut, danau, sungai dan sebagainya.
Oseanografi : ialah ilmu yang mempelajari lautan, misalnya: sifat-sifat air laut, pasang surut, arus, kedalaman dan sebagaimya.
Paleontologi : ialah ilmu tentang fosil-fosil serata bentuk-bentuk kehidupan dimasa purba (prasejarah) yang terdapat dibawah lapisan-lapisan bumi.
Antropogeografi : ialah cabang geografi yang mempelajari penyebaran bangsa-bangsa dimuka bumi dilihat dari sudut geografis, atau disebut juga etnografi.
Goegrafi : ialah ilmu geografi yang berkenaan dengan perkiraan bentuk, ukuran serta gerakan bumi , seperti lintang dan bujur geografi, meridian, paralel, luas permukaan bumi dan sebagainya.
Geografi Historik : ialah cabang geografi yang mempelajari bumi ditinjau dari sudut sejarah dan perkembangannya.
Geografi Regional : ialah cabang geografi yang mepelajari suatu kawasan tertentu secara khusus, misalnya Geografi Asia Tenggara, Geografi Timur Tengah dan sebagainya.
Geografi Politik : ialah cabang geografi yang khusus mengkaji kondisi-kondisi geografis ditinjau dari sudut politik atau kepentingan Negara.
Geografi Fisik : ialah cbang geografi yang mengkaji bentuk dan struktur permukaan bumi yang mencakup aspek geomorfologi dan hidrologi.
E. OBJEK STUDI GEOGRAFI
Geografi adalah ilmu tentang lokasi serta persamaandan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia persamaan dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu ‘ge’ (“bumi”) dan ‘graphein’ (“menulis” atau “menjelaskan”). Geografi lebih dari sekedar kartografi studi tentang peta. Geografi tidak hanya menjawab apa dan dimana di atas muka bumi, tetapi juga mengapa disitu dan ditempat lainnya, kadang di artikan dengan “lokasi pada ruang”. Geografi mempelajari hal ini, baik yang disebabkan oleh alam dan manusia. Juga mempelajari akibat yang disebabkan dari perbedaan yang terjadi itu.
Objek studi geografi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu objek material dan objek formal.
1. Objek Material
Objek material geografi adalah sasaran atau isi kajian geografi. Objek material yang umum dan luas adalah geosfer (lapisan bumi ) yang meliputi:
• Litosfer (lapisan keras), merupakan lapisan luar dari bumi kita. Lapisan ini disebut kerak bumi dalam ilmu geologi.
• Atmosfer (lapisan udara), terutama adalah lapisan atmosfer bawah yang dikenal sebagai troposfer.
• Hidrosfer (lapisan air), bai yang berupa lautan, danau, sungai dan air tanah.
• Biosfer (lapisan tempat hidup), yang terdiri atas hewan, tumbuhan, dan manusia sebagai suatu komunitas bukan individu.
• Pedosfer (lapisan tanah), merupakan lapisan batuan yang telah mengalami pelapukan.
Jadi secara nyata objek material geografi meliputi gejala-gejala yang terdapat dan terjadi dimuka bumi, seperti aspek batuan, tanah, gempa bumi, cuaca, iklim, gunung api, udara, air, serta flora dan fauna yang terkait dengan kehidupan manusia.
2. Objek Formal
Objek formal adalah sudut pandang dan cara berpikir terhadap suatu gejala di muka bumi, baik yang sifatnya fisik maupun sosial yang di lihat dari sudut pandang keruangan. Dalam geografi selalu ditanyakan mengenai dimana gejala itu terjadi dan mengapa gejala itu terjadi ditempat tersebut.
Disini ilmu geografi diharapkan mampu menjawab berbagai pertanyaan sebagai berikut :
Apa (what), berkaitan dengan struktur, pola, fungsi, dan proses gejala atau kejadian dimuka bumi.
Dimana (where), berkaitan dengan tempat atau letak suatu objek geografi dipermukaan bumi.
Berapa (how many/ much)berkaitan dengan hal-hal yang menyatakan ukuran (jarak, luas, isi dan waktu)suatu objek geografi dalam bentuk angka-angka).
Mengapa (why), berkaitan dengan rangkaian waktu dan tempat , latar belakang, atau interaksi suatu gejala dan peristiwa.
Bagaimana (how), berkaitan dengan pejabaran suatu pola, fungsi dan proses gejala dan peristiwa.
Kapan (when), berkaitan dengan waktu kejadian yang berlangsung , baik waktu yang lampau, sekarang, maupun yang akan dating.
Siapa (who), berkaitan dengan subjek atau pelaku dari suatu kejadian atau peristiwa.
F. KONSEP DASAR GEOGRAFI
Sebagai ilmu, geografi mempunyai konsep yang membedakannya dengan ilmu lain. Yaitu :
1. Konsep Lokasi
Adalah konsep utama yang akan digunakan untuk mengetahui fenomena geosfer. Konsep lokasi dibagi atas :
a. Lokasi Absolut, lokasi menurut letak lintang dan bujur bersifat tetap.
b. Lokasi Relatif, lokasi yang tergantung pengaruh daerah sekitarnya dan sifatnya berubah.
2. Konsep Jarak
Yaitu panjang antara dua tempat. Terdiri antara atas :
a. Jarak Mutlak, satuan panjang yang diukur dengan kilometer.
b. Jarak Relatif, jarak tempuh yang menggunakan satuan waktu.
3. Konsep Keterjangkauan
Menyangkut ketercapaian untuk menjangkau suatu tempat, sarana apa yang digunakan, atau alat komunikasi apa yang digunakan dan sebagainya.
4. Konsep Pola
Gejala-gejala alam yang tersebar tidak merata pada permukaan bumi membentuk aneka ragam pola yang digambarkan pada peta dalam berbagai ragam skala.
Contohnya : pola iklim dunia, pola persebaran gunung-api, pola pengaliran sungai Jeneberang, pola okupasi manusia (berladang, bertani, berdagang, industri), pola pemukiman, pola lalu-lintas, dsb. Pola-pola dari berbagai ragam gejala tersebut dapat digolong-golongkan dan dipelajari secara sistematis. Gabungan dari berbagai macam pola di suatu tempat atau wilayah akan menentukan ciri-ciri tertentu dan memberikan corak khas dari berbagai area. Keadaan areal yang berbeda-beda tersebut menjadi perhatian para ahli geografi.
5. Konsep Morfologi
Menunjukkan bentuk muka bumi sebagai hasil tenaga endogen dan eksogen yang membentuk dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan.
6. Konsep Aglomerasi
Pengelompokan fenomena di suatu kawasan dengan latar belakang adanya unsur-unsur yang lebih memberi dampak positif.
7. Konsep Nilai Kegunaan
Manfaat yang diberikan oleh suatu wilayah di muka bumi pada makhluk hidup, tidak akan sama pada semua orang.
8. Konsep Interaksi Interdependensi
Keterkaitan ruang antara satu dengan yang lain, misalnya interaksi antara desa dengan kota.
9. Konsep Diferensiasi Area
Daerah-daerah yan terdapat di muka bumi berbeda satu sama lain. Dapat dicermati dari corak yang dimiliki oleh suatu wilayah dengan wilayah yang lainnya.
10. Konsep Keterkaitan keruangan / Ketersangkutpautan (interelatedness)
Para ahli geografi percaya akan adanya kebersangkut-pautan di antara tempat-tempat pada permukaan bumi dan gejala-gejala pada suatu area.
Istilah-istilah seperti interdependensi, interkoneksi, interaksi keruangan, dan assosiasi areal menguraikan dan menjelaskan saling berhubungan antar tempat dan antar gejala pada permukaan bumi.
1) Assosiasi areal
Assosiasi areal menyatakan identifikasi kepada hubungan sebab akibat (kausalitas) antaragejala manusia dengan lingkungan fisiknya, yang menimbulkan ciri-ciri yang berbeda-beda padaberbagai tempat dan wilayah. Preston James menganggap konsep ini sebagai inti dari mana teori-teori geografi terbentuk. Penekanan dari konsep assosiasi ialah menunjuk kepada adanyakombinasi atau paduan (konfigurasi) dari gejala-gejala yang dapat menimbulkan kebedaan daritempat ke tempat. Contoh sederhana dari peristiwa ini ialah hubungan antara persebaranpenduduk dengan faktor kelembaban lingkungan.
2) Interaksi keruangan
Merupakan saling hubungan antara gejala-gejala pada tempat-tempat dan area-area yangberbeda-beda di dunia. Semua tempat pada permukaaan bumi itu diikat oleh kekuatan alam danmanusia (sumberdaya alam dan sumberdaya manusia). Terjadi gerak dari gejala-gejala tersebutdari tempat ke tempat; udara, air laut, tumbuhan dan hewan, serta manusia. Setiap kejadianberkenaan dengan hal itu akan mencerminkan adanya interaksi antar tempat. Manusia sebagai“pencipta” ilmu dan teknologi mampu berinteraksi dan bergerak dalam ruang secara leluasamelalui komunikasi dan transportasi. Migrasi dan bentuk-bentuknya misalnya terjadi di mana-mana dan menimbulkan dampak baik positif maupun negatif terhadap kehidupan sosio-budayamanusia. Semua itu menimbulkan peredaran/sirkulasi gejala-gejala secara intensif di seluruhruang di dunia.
a. Peredaran atau sirkulasi : menyangkut gerak dari gejala fisik, manusia, barang, dangagasan (ide) ke seluruh penjuru dunia. Meliputi antara lain difusi kebudayaan, distribusi,perdagangan, migrasi, komunikasi dan lain sebagainya.
b. Interdependensi : Merupakan bentuk saling-hubungan karena peredaran gejala-gejala. Dalam interdependensi, kadar ikatannya lebih kuat dan lebih nyata daripada peristiwa interrelasi.Dunia sekarang sebenarnya merupakan masyarakat-masyarakat dunia dengan salingketergantungan yang kuat di antara negara-negara (Asean, MEE, PBB).
c. Perubahan : Salah satu aspek paling penting di dalam geografi dunia ialah ciri dinamikadari gejala-gejala. “Panta Rhei” kata Heraklites, yang artinya “semua mengalir”. Memang didunia ini tidak ada yang diam mutlak; apakah itu gejala alami maupun gejala buatan manusia.Manusia bersama alam mengubah ciri-ciri dari bumi.Geografi merupakan studi tentang masa kini. Tetapi untuk mengetahui masa sekarang, perlumengetahui pula masa lalu (sejarah). Dalam hal ini geografi melakukan rekonstruksi kejadian-kejadian. Perubahan yang tercantum pada peta menunjuk kepada perubahan tempat dan wilayahpada permukaan bumi.Erat hubungannya dengan konsep perubahan, ialah konsep proses.
d. Proses ialah kejadian yangberurutan yang menimbulkan perubahan, dalam batas waktu tertentu. Permukaan bumi inimenjadi begitu kompleks karena adanya proses-proses dalam berbagai tingkat dan tempo (PrestonJames). Ada tiga macam proses, yaitu proses fisik, proses biotik, dan proses sosial. Di dalamgeografi ketiga macam proses tersebut dalam kenyataannya adalah satu proses utuh;penggolongan tersebut (analisis kategori) hanya berlaku dalam penyelidikan dan kajian saja.
e. Wilayah Kebudayaan Salah satu konsep dari Geografi modern ialah menyangkut penyesuaian dan pengawasan manusia(kontrol) terhadap lingkungan fisiknya.
2.2 PEMBAHASAN ANTROPOLOGI
A. PENGERTIAN ANTROPOLOGI
Antropologi adalah suatu ilmu social yang mempelalari tentang manusia.
Antropologi adalah suatu cabang dari bentuk besar ilmu pengetahuan, antropologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan tata cara kehidupan serta proses perjalanan manusia itu sendiri. Antropologi sendiri tidak hanya berbicara tentang hal yang berkaitan dengan “budaya”, antropologi juga berbicara mengenai topik fisik manusia, sebagaimana dijelaskan dalam antropologi.
Antropologi juga berbicara mengenai topik fisik manusia, sebagaimana dijelaskan dalam antropologi ragawi. Dalam dunia akademis antropologi dikenal metode penelitian observasi partisipasi, yang apabila disederhanakan akan menjadi dua buah kalimat, yaitu observasi yang berasal dari kata observer yang berarti pengamatan secara tekun sedangkan partisipasi berarti sebagai suatu proses usaha ikut serta atau mengikutkan diri dalam suatu kegiatan, dari dua telaah linguis yang disebutkan tersebut dapat dikatakan bahwa metode observasi partisipasi adalah metode yang menekankan bagi diri peneliti untuk melakukan pengamatan secara tekun dimana peneliti melibatkan atau meleburkan diri pada permasalahan penelitian yang dilakukan. Metode observasi partisipasi merupakan hal mutlak yang harus dilakukan oleh seorang antropolog dalam melakukan kegiatan etnografi ragawi.
Dalam dunia akademis antropologi dikenal metode penelitian observasi partisipasi, yang apabila disederhanakan akan menjadi dua buah kalimat, yaitu observasi yang berasal dari kata observer yang berarti pengamatan secara tekun sedangkan partisipasi berarti sebagai suatu proses usaha ikut serta atau mengikutkan diri dalam suatu kegiatan, dari dua telaah linguis yang disebutkan tersebut dapat dikatakan bahwa metode observasi partisipasi adalah metode yang menekankan bagi diri peneliti untuk melakukan pengamatan secara tekun dimana peneliti melibatkan atau meleburkan diri pada permasalahan penelitian yang dilakukan.
Metode observasi partisipasi merupakan hal mutlak yang harus dilakukan oleh seorang antropolog dalam melakukan kegiatan etnografiAntropologi adalah satu disiplin ilmu dari cabang ilmu pengetahuan social yang memusatkan kaian pada manusia. Antropologi dapat dilacak pada era penjajahan pada abad- abd yang lalu yang dilkukan terhadp bangsa asia, afrila, amerika latin, dan suku- suku Indian oleh para penjajah bersama dengan penyebaran agama nasrani di luar eropa. Oleh karena itu, tokoh- tokoh ahli di antropologi pada awal periode berasal dari bangsa barat, meskipun hingga sekarang banyak sarjana barat yang berkecimpung di antropologi.semula mereka tertarik terhadap laporang negera- Negara asung yang mereka jajah, karena mereka memperoleh informasi yang menurutnya aneh- aneh.
Menurut Koentjoroningrat, respon orang barat menimbulkan pandangan dan sikap tertentu dikalangangan mereka yakni:
1. bangsa terjajah itu mereka anggap bukan manusia.
2. bangsa terjajah dianggap sebagai contoh masyarakat yang masih murni.
3. mendorong mereka untuk lebih mempelajari benda-benda keb. Dari bangsa yang tidak dimiliki oleh penjajah.
B. PEMAHAMAN TENTANG MANUSIA
Manusia dalah mahkluk berakal yang berbeda dengan mahkluk lainnya. Plato menyatakan bahwa, akal bagi manusia mengarahkan budi pekerti ia abadi dalam wataknya yang esensial, sementara menurut Aristoteles, akal adalah kekuatan tertinggi dari jiwa. Manusia yang ideal dalah orang yang bijaksana, dan dapat mengekang emosinya serta mampu negatur dunia dengan menguasai diri.
Pada abad 19 setelah melalui zaman renaissance saat filsafat telah terurai menjadao disiplin ilmu pengetahuan, pemahaman tentang tentang manusia menjdai wacana ilmu pengetahuan dengan pandangan yang ilmiah baik dari prespektif ilmu alam maupun dari prespektif ilmu social. Ahli ilmu pengetahuan alam dari inggris Carles R Darwin dengan temuan teorinya tentang evolusi organic ternyata memberi pengaruh yang luas dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan yang lain.
Sigmund Freud memahami manusia dengan pendirianya tentang energi kehidupan manusia yang terangkum dalam struktur kepribadian yang terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1. “id” yakni lapisan dibawah sadar yang mendalam dari naluri dan dorongan hati serta hasrat.
2. Disebut Ego, yakni unsure kepribadian yang dapat berfikir dan dapat mengontrol kegiatan.
3. Super Ego yaitu, internalisasi kebutuhan – kebutuhan masyarakat yang disebut conscience.
John B Watson pendiri aliran psikologi aliran behaviour tidak puas dengan faham psikoanalisa yang tidak berdasar pada penelitian laboratorium. Seharusnya pemahaman penyelidikan tentang menusia terbatas pada hal- hal yang dapat diobservasi secara objective.dan bersama kawan- kawannya KS Lashley, Clark L. Hull dan EC Tolman, Watson berpendirian bahwa manusia itu sama.
Prof. skinner ahli psikologi behaviourisme berpendapat bahwa pendorong (motiv) ide dan perasaan bukan merupakan kejadian yang dapat di observasi secara objective.
C. OBJEK KAJIAN ANTROPOLOGI
Secara garis besar antropologi dibagi menjadi dua bidang yakni antropologi fisik dan antropologi budaya, budaya dibagi menjadai tiga cabang yakni arkeologi, linguistik, etnologi.
Definisi pertama yang dibuat oleh Sir Edward Taylor kebudayaan, adalah komplek keseluruhan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hokum, ,moral, kebiasaan dan lain- lain, kecakapan dan kebiasan manusia yang diperoleh dalam bermasyarakat. Dalam definisinya tersebut jelas bahwasanya kebudayaan itu bersifat abstrak, tidak kongrit, sehingga memiliki daya keluwesan dalam menganalisis gejala- gejala yang bersifat kongrit karena tidak harus terikat dan menyatu dengan gejala- gejala dan kebudayaan itu diperoleh bukan diwarisi namun pembawaan dari lahir.
Ralp Linton antropologi amerika serikat menulis batasan kebudayaan pada tahun 1936 yang sangat pendek, kebudayaan menurutnya dalah warisan social yang dilalui secara training.
Ahli antropologi Indonesia Parsudi Suparlan menyatakan kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai mehkluk social yang digunakan untuk mengintrekasikan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan untuk menciptakan serta mendorong terwujudnya kelakuan.
Dari semua definisi diata dapat diambil kesimpulan bahwa kebudayaan itu bias berkembang tetapi jiga bias berkurang, karena dalam rangka penggunaan pengetahuan untuk menciptakan dan mendorong terwujudnya kelakua atau perilaku itu, mela;ui proses seleksi dari sejumlah model pengetahuan.
D. KEBUDAYAAN DAN AGAMA
Linton berpendapat bahwa antara manusia dan hewan itu memiliki kesamaan dikarenakan kedua memiliki mental power yang hanya dibedakan secara kualitas tetapi ada hal- hal lain yang perlu dapat perhatian yang sama atas kelebihan manusia.
Para ahli antropologi menanggapi agama dan magi sebagai bagian dari kebudayaan keduanya memilki kesamaan dalam praktik upacara, tetapi berbeda dalam maksud dan penghayatannya, ritual (upacara) adalah rasional dari mitos yang berkaitan dengan super natural (yang ghoib) beda agama dan magi adalah agama adala sikap penghambaan dan penyerahan diri pada yang gaib yang diucapkan dengan doa sedangka magi merupakan sikapa tindakan untuk menggerakkan (memanipulasi kekuatan supeernaturan bagi kep. Pelaku upacara) keduanya merupakan fenomena kehidupan social maka ahli antropologi telah sejak lama megerahkan perhatiannya untuk mengkaji praktik agama maupun magi.
Wallace meneliti praktik keagamaan dengan membuat batasan agama merupakan seperangkat upacara yang diberi rasionalisasi mitos dan untuk menggerakkan kekuatan supranatural. Batasan konsep Wallace diats sangat jelas bahwa praktik keagamaan seperti itu lebih menunjuk kepada praktik magi. Dikarenakan tidak menggunakan konsep penyerahan dan penghambaan diri. Padahal fungsi agama tidak hanya untuk mengurangi kegelisahan yang disebabkan oleh lemahnya diri mengendalikan kekuasaan dan kekuasaan dil;uar dirinya.
Peneliti lain yang juga memusatkan perhatiannya keupacaraan adalah Emil Durkeim yang tidak meneliti langsung praktek keagamaan suku Aronto di Australi tengah dalam laporan etnografis tersebut Durkeim tertarik pada masyarakat yang masih sangat sederhana yang justru sifat-sifat religi yang paling esensial ditemukan, dari sana Durkeim menarik kesim,pulan bahwa keagamaan itu justru timbul dari kebutuhan praktek dalam kehidupan social bukan dari kebutuhan intelektual untuk mengerti dunia sekitar. Dari analisisnya tersebut Durkeim membuat definisi agama sebagai berikut “suatu agam,a adalah kesatuan system keyakinan dan praktek-praktek yang berhubungan dengan suatu yang sacred, yakni segala sesuatu yang terasingkan dan terlarang, keyakinan-keyakinan dari praktek-praktek yang menyatu dalam komunitas moral yang disebut gereja (umat) dimana senua orang tunduk kepadanya.
Meneliti praktek-praktek keagamaan yang melibatkan masyarakat sebagai suatu totalitas dengan memahami konteksnya yang dijelaskan dengan melihat fungsinya bagi masyaralkat yang bersangkitan, dapat dianggap paham fungsional, yang merupakan modal pendekatan teori tersendiri dalam penelitian antropologi. Implementasi pendekatan interpretasi sebagai model penelitian agama ditunjukkan oleh C. Geertz. Para antropolog pada generasi baru umumnya membatasi arti kebudayaan sebagaimana Geertz sebagai system pengetahuan dan gagasan yang dimiliki manusia dan mempunyai fungsi sebagai pengarah atau pedoman bagi manusia sebagai anggota suatu kesatuan social dalam bersikap dan bertingkah laku.
Untuk memahami studi interpretasi Geertz terhadap agama dengan definisi agama tersebut, dapatb diuraikan sebagai berikut;
a) Agama ditanggapi sebagai suatu symbol.
b) System budaya juga mengandung konsep-konsep tentang tatanan umum bagi pemeluk agama dalam suatu komunitas agama tertentu.
c) Simbolik agama ditujukan untuk mewarnai realitas dengan”suatu aura faktualitas”.
Dengan demikian kedudukan agama sebagai kebudayaan. Interpretasi terhadap ajaran agama menghasilkan sikap dan tingkah laku para pemeluk agama yang berbeda-beda.
E. SASARAN PENELITIAN ANTROPOLOGI TERHADAP AGAMA
Penelitian agama dengan pendekatan antropologi sesungguhnya bekisar antara models of reality dan model for reality. Prof harun nasution menyatakan bahwa agama mengandung dua kelompok. Kelompok pertama menyatakan bahwa agama berupa wahyu dari tuhan, kelompok lain berupa penjelasan dari [pemuka agama, kelompok pertama bersifat absolute sedangkan kelompok kedua bersifat nisbi, jadi sama dengan models of bersifat absolut dan model for bersifat nisbi.sebagai sistem budaya agama agama merupakan system simbolik yang menawarkan suatu cara untuk memahami realitas.
BAB IV
KESIMPULAN DAN PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kesimpulan Pembahasan Geografi
Geografi berasal dari bahasa Yunani : “geo” berarti bumi dan “ grafhein” berarti tulisan. Jadi secara harfiah, geografi berarti tulisan tentang bumi. Karena itu, geografi sering juga disebut ilmu bumi. Jadi, Geografi merupakan ilmu yang menjelaskan tentang bagaimana bentuk dan lapisan muka bumi juga berkaitan dengan kegiatan manusia di muka bumi yang berbeda-beda tersebut.
Secara garis besar, seluruh objek kajian geografi dapat dibedakan atas dua aspek utama, yaitu aspek fisik dan aspek sosial. Aspek fisik meliputi aspek kimiawi, biologis, astronomis, dan sebagainya, sedangkan aspek social meliputi aspek antropologis, politis, ekonomis dan sebagainya.
Konsep dasar geografi meliput konsep lokasi, konsep jarak, konsep keterjangkauan, konsep pola, konsep morfologi, konsep aglomerasi, konsep nilai kegunaan, konsep interaksi interdependensi , konsep diferensiasi area, konsep keterkaitan ruangan.
Istilah-istilah seperti interdependensi, interkoneksi, interaksi keruangan, dan assosiasi areal menguraikan dan menjelaskan saling berhubungan antar tempat dan antar gejala pada permukaan bumi.
2. Kesimpulan Pembahasan Antropologi
Antropologi adalah suatu ilmu social yang mempelalari tentang manusia.
Antropologi adalah suatu cabang dari bentuk besar ilmu pengetahuan, antropologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan tata cara kehidupan serta proses perjalanan manusia itu sendiri. Manusia adalah mahkluk berakal yang berbeda dengan mahkluk lainnya. nscience.
Dalam dunia akademis antropologi dikenal metode penelitian observasi partisipasi, yang apabila disederhanakan akan menjadi dua buah kalimat, Secara garis besar antropologi dibagi menjadi dua bidang yakni antropologi fisik dan antropologi budaya.Para ahli antropologi menanggapi agama dan magi sebagai bagian dari kebudayaan keduanya memilki kesamaan dalam praktik upacara, tetapi berbeda dalam maksud dan penghayatannya.
Interpretasi terhadap ajaran agama menghasilkan sikap dan tingkah laku para pemeluk agama yang berbeda-beda. Penelitian agama dengan pendekatan antropologi sesungguhnya bekisar antara models of reality dan model for reality.
15.59
Unknown
0 komentar :
Posting Komentar